SELAMAT DATANG

WELCOME TO MY BLOG! berbagi ilmu & pengetahuan lewat blog ini

Wednesday 11 April 2012

Hari Jadi Dompu yang ke-197, Simbol Kejayaan Di masa Lampau



       Berbicara soal sejarah lahirnya sebuah daerah adalah sesuatu yang menarik. Demikian pula sejarah lahirnya hari jadi Dompu, hal ini sudah sering dibicarakan baik melalui diskusi, seminar maupun lewat media masa. Penetapan Hari Jadi Dompu digagaskan oleh seorang ahli sejarah nasional asal Dompu yang kini tinggal di Bandung, yakni Prof. Dr. Helyus Syamsuddin, phd (guru besar IKIP Bandung) pada tanggal 18 Juni 2004, melalui seminar yang dihadiri oleh bupati Dompu H. Abubakar Ahmad(dulu), serta dari berbagai kalangan seperti toga, toma,tokoh pemuda tokoh wanita serta masyarakat.


        Berbicara tentang Dasar penetapan Hari jadi Dompu, mari kita lihat ke masa lampau yaitu 197 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 11 April 1815. Tahukah anda?, kejadian apa yang terjadi pada saat itu hingga terdengar sampai ke mancanegara?, ya mungkin anda tahu bahwa saat itu telah terjadi bencana alam yang sangat dahsyat, yang menewaskan lebih dari ribuan orang di pulau Sumbawa. Meletusnya Gunung Tambora saat itu, bisa dibilang  merupakan salah satu kejadian yang paling dahsyat yang pernah terjadi di Bumi ini. Mengapa bisa dibilang seperti itu?, karena menurut peneliti Letusannya menyebabkan terlemparnya sebagian material gunung tambora sampai kepermukaan bulan, belum lagi asap serta debu yang dihasilkannya menyebar di permukaan atmosfer bumi, sehingga berdampak pada iklim dunia, dan yang lebih mencengangkan lagi debunya dapat dirasakan di Norwegia(Eropa) dan suara ledakannya dapat terdengar di Afrika.

         Lalu Bagaimana Dampaknya bagi kawasan pulau sumbawa khususnya daerah Dompu dan sekitarnya?.
Tentu kawasan Pulau Sumbawa mendapatkan dampak buruk yang lebih besar. Menurut Cerita dulu, di pulau Sumbawa, terdapat beberapa kerajaan yaitu kerajaan Sumbawa(paling Barat), kerajaan Dompu, kerajaan Papekat, kerajaan Tambora, kerajaam Sanggar dan kerajaan Bima(paling Timur). Namun yang paling berimbas besar akibat letusnya Gunung Tambora adalah 3 kerajaan, yaitu kerajaan Sanggar, kerajaan Tambora, dan Kerajaan Papekat, yang pada akhirnya ketiga kerajaan itu runtuh. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa di kerajaan-kerajaan lain disekitarnya tidak mendapatkan dampak apa-apa, contohnya di kerajaan dompu. Awalnya di kerajaan tersebut terdapat sebuah Asi(istana) yang dinamakan "asi ntoi" yang terletak di sebelah selatan sori na'e (sekarang kelurahan kandai satu kecamatan Dompu), dan setelah meletusnya gunung tambora, asi nti itupun tertutup abu vulkanik dan akhirnya di pindahkan ke "asi bou" (yang sekarang Masjid Agung Baiturrahaman) dan tidak hanya itu saja, kerajaan-kerajaan yang runtuh tadipun akhirnya bergabung dengan kerajaan Dompu yaitu kerajaan papekat(sekarang pekat) dengan kerajaan Tambora, sementara kerajaan sanggar bergabung dengan kerajaan Bima.

        Bukankah ini merupakan suatu simbol kelahiran baru bagi pemerintahan Dompu. Saya teringat perkataan guru sejarah saya bahwa, bagaimanapun juga ada hukum sejarah bahwa sejarah itu adalah rangkaian dinamis dan dialogis antara keberlanjutan dan perubahan. Dompu ntoi sebelum tambora meletus dan Dompu bou setelah Tambora meletus adalah Dompu yang satu itu juga, yang jelas sekarang Dompu sudah memiliki jati diri segai sebuah daerah otonomi seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Kini di Ulang Tahunnya yang  ke 197, masyarakat Dompu telah bersuka ria menyelenggarakannya dengan berbagai cara seperti sepeda santai, gerak jalan santai, upacara bendera serta pawai kebudayaan, yang menunjukan bahwa mereka masih peduli dengan budaya serta asal usul daerahnya sendiri.

      Dimasa pemerintahan bupati H. Bambang M. Yasin kali ini diharapkan agar dapat memacu dan memotivasi bagi seluruh masyarakat Dompu dalam membangaun daerahnya yang bermotto "NGGAHI RAWI PAHU" atau yang berarti " Satunya Kata Dalam Perbuatan" baik dalam pemerintahan,politik, ekonomi maupun pendidikan.

       Sekian uraian singkat dari saya mengenai Hari Jadi Dompu Yang ke 197, seorang Putra Dompu yang tidak lama lagi akan meninggalkan kota tercinta demi menuntut ilmu di daerah lain ke jenjang yang lebih tinggi, InsyaAllah jika Allah menghendaki saya akan kembali ke Dompu untuk membantu membangun Dompu di masa yang akan datang, dan jika tidak diperkenankan InsyaAllah saya akan tetap berbakti. Inilah persembahan terakhir saya untuk Dompu semoga berkesan bagi para pembacanya. Dan satu lagi, saat saya menulis postingan ini Negeri Aceh telah diguncang gempa, semoga Aceh yang sedang diguncang gempa lagi, bisa bersabar mendapati bencana pemberian Allah, tentu itu semua hanyalah teguran dari-Nya agar kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya.Wasalaam
                                                    "PRAY FOR ACEH"





1 comments: